Rabu, 22 Juni 2011

RAHASIA WAHYU

Wahyu dan Kenabian menurut Al-Quran
( 3 - 6 )



6. Tidak Akan Ada Petunjuk Tanpa Wahyu

Dari pembahasan di atas, kita tahu bahwa manusia, seperti makhluk yang lain, mempunyai suatu tujuan tertentu, yaitu ke�bahagiaannya. Berhubung berdasarkan fitrahnya dia membutuh�kan kehidupan sosial, maka kebahagiaan dan kesengsaraannya bergantung kepada kebahagiaan dan kesengsaraan masyarakat. Dia merupakan salah satu unsur dari bangunan masyarakat. Dia harus menemukan kebahagiaan dan kebaikan dirinya dalam kebahagiaan masyarakat. Kita juga tahu bahwa satu-satunya jalan untuk men�capai tujuan yang diidam-idamkan itu adalah hukum yang men�jamin kebahagiaan sosial yang mencakup kebahagiaan individu.

Selain telah dijelaskan tentang perlunya membimbing manusia, seperti makhluk-makhluk yang lain, kepada tujuan yang mengan�dung kebahagiaannya itu. Juga telah dijelaskan tentang perlunya membimbing manusia kepada sarana-sarana yang mengantarkan�nya kepada tujuannya tersebut. Hal ini berarti bahwa manusia ha�rus dibimbing kepada hukum yang harus ditaati. Hal-hal di atas me�nunjukkan bahwa manusia harus memiliki pengetahuan lain selain pengetahuan rasional, yang dengan pengetahuan lain itu manusia akan terbimbing kepada tujuannya. Pengetahuan lain ini ialah segala yang dinyatakan oleh para Nabi dan Rasul Allah, dan yang disebut sebagai wahyu Allah, dan wahyu ini merupakan landasan kebenaran pernyataan dan seruan para Nabi dan Rasul Allah itu. Allah berfirman:







"Manusia itu adalah satu bangsa. Kemudian Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan. Dan bersama mereka Allah menurunkan Kitab dengan benar untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. " (QS 2:213)







"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu se�bagaimana Kami telah memberikannya kepada Nuh dan Nabi�nabi yang sesudahnya ... (Mereka Kami utus) selaku Rasul�rasul pembawa kabar gembira dan pembawa peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah sesudah diutusnya para Rasul itu." (QS 4:163 dan 165)



Ayat pertama menjelaskan bahwa perbedaan-perbedaan di kalangan manusia tidak akan dapat diselesaikan kecuali dengan wahyu dan kenabian. Ayat kedua memandang wahyu dan kenabi�an sebagai satu-satunya jalan untuk menghujah manusia. Akibat dari hal ini adalah, bahwa akal tidak mencukupi untuk dapat membimbing manusia dan sebagai pembatal semua alasan. Artinya, bahwa seandainya para Nabi tidak diutus, dan hukum-hukum Allah tidak disampaikan kepada manusia, maka bila manusia berbuat kezaliman dan kerusakan, Allah tidak absah untuk menyiksanya atas dosa-dosanya itu karena semata-mata manusia memiliki akal yang dengan demikian ia dapat mengetahui buruknya kezaliman dan kerusakan.



( 3 - 6 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar