Rabu, 22 Juni 2011

TURUN DAN TERSEBARNYA AL-QURAN

Qira-ah, Penghapalan dan Periwayatan Al-Quran



Telah berulang-ulang kami katakan bahwa sekelompok orang tertentu di zaman Rasul menekuni bacaan (qira-ah) Al-Quran, mengajarkan dan mempelajarinya. Mereka selalu ingin mengetahui ayat-ayat yang diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad s.a.w., kemudian menghapalkannya. Dan terkadang mereka membaca ayat-ayat itu di hadapan Nabi agar disimak.

Sebagian mereka menjadi guru. Orang-orang yang belajar qira-ah kepada mereka meriwayatkannya dengan menyebutkan sanad-nya dan mereka sering menghapalkan qira-ah yang diriwayatkan dari seorang guru. Penghapalan dan periwayatan seperti ini memang sesuai untuk masa itu, karena tulisan yang digunakan pada waktu itu adalah tulisan kufi. Dalam tulisan ini satu kata dapat dibaca dengan beberapa cara. Oleh karena itu, harus belajar langsung kepada guru, kemudian menghapalkan dan meriwayat�kan.

Selain itu, kebanyakan orang pada waktu itu masih buta huruf, tidak bisa tulis-baca dan belum mengenal cara menjaga pelajaran selain menghapal dan meriwayatkan. Cara ini juga terus diikuti dalam masa-masa berikutnya.





Para Qurra�



Kelompok pertama para qurra� adalah para qurra� dari kalang�an sahabat Nabi yang tekun mengajar dan belajar di masa hidup beliau. Sebagian dari mereka telah menghimpun Al-Quran seluruhnya, di antaranya adalah seorang wanita yang dikenal dengan nama Ummi Waraqah binti Abdullah bin Harits.14) Yang dimaksud dengan menghimpun Al-Quran - yang dalam beberapa hadis Nabi dihubungkan dengan empat, lima, enam sahabat Anshar atau lebih - adalah mempelajari dan menghapal Al-Quran, bukan menata dan menyusun surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran dalam satu mus-haf. Jika tidak demikian, maka tidak ada artinya penyusunan dan penataan yang dilakukan pada masa khalifah pertama dan ketiga. Adapun penjelasan yang terdapat dalam sebagian hadis bahwa Nabi Muhammad sendiri menentukan tempat ayat-ayat dan surat-surat Al-Quran, dibantah oleh banyak hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah sendiri.

Menurut keterangan beberapa ulama, sebagian qurra� dari ke�lompok ini terkenal sebagai pengajar Al-Quran. Mereka itu adalah Usman, Ali, Ubay bin Ka'b, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Mas'ud dan Abu Musa al-Asy'ari.15)

Kelompok kedua adalah murid-murid dari kelompok pertama. Mereka ini adalah dari generasi tabi'in dan mempunyai halqah (kelas belajar} di kata-kota Makkah, Madinah, Kufah, Basrah dan Suriah. Ke kota-kota inilah Mus-haf Imam dikirimkan, seperti telah dijelaskan di depan.

Di antara mereka yang tinggal di Makkah adalah Ubaid bin 'Umair, 'Atha' bin Abi Rabah, Thawus, Mujahid, Ikrimah, Ibnu Abi Malikah dan lain-lain. Yang tinggal di Madinah adalah Ibnul Musayyab, 'Urwah, Salim, Umar bin Abdul Aziz, Sulaiman bin Yasar, Atha' bin Yasar, Mu'az al-Qari, Abdullah bin al-A'raj, Ibnu Syihab az-Zuhri, Muslim bin Jundub dan Zaid bin Aslam. Yang tinggal di Kufah adalah al-Qamah, al-Aswad, Masruq, 'Ubaidah, Amr bin Syurahbil, Harits bin Qa.is, Rabi' bin Khaitsam, Amr bin Maimun, Abu Abdurrahman as-Sulami, Zir bin Jaisy, 'Ubaid bin Naflah, Sa'id bin Jubair an-Nakha'i dan asy-Sya'bi. Yang tinggal di Basrah adalah Abu 'Aliyah, Abu Raja', Nasr bin 'Ashim, Yahya bin Ya'mar, Hasan al-Basri, Ibnu Sirin dan Qatadah. Yang tinggal di Suriah adalah Mughirah bin Abi Syihab, seorang murid Usman, dan Khalifah bin Sa'id, seorang murid sahabat Abu Darda .

Kelompok ketiga adalah para qurra� yang hidup kurang lebih pada pertengahan pertama abad kedua Hijrah. Mereka itu adalah sekelompok imam qurra� yang belajar kepada kelompok kedua. Di antara mereka yang tinggal di Makkah adalah Ibnu Katsir, salah seorang dari tujuh imam qira-ah. Humaid bin Qais al-A'raj dan Muhammad bin Abi Muhaisin. Yang tinggal di Madinah adalah Abu Ja'far Yazid bin al-Qa'qa', Syaibah bin an-Nafah dan Nafi' bin Nu'aim, salah seorang dari tujuh imam qira-ah. Yang tinggal di Kufah adalah Yahya bin Watsab, 'Ashim bin Abin Najud, Hamzah dan Kisa'i. Tiga orang yang disebut terakhir termasuk tujuh imam qira-ah. Yang tinggal di Basrah adalah Abdullah bin Abi Ishak, Isa bin Umar, Abu Amr bin al-'Ala', salah seorang dari tujuh imam qira-ah, 'Ashim al Jahdari dan Ya'kub al-Hadhrami. Yang tinggal di Suriah adalah Abdullah bin 'Amir, salah seorang dari tujuh imam qira-ah, 'Athiyah bin Qais al-Kilabi, Ismail bin Abdullah bin Muhajir, Yahya bin Harits dan Syuraih bin Yazid al-Hadhrami.

Kelompok keempat adalah para murid dan orang-orang yang meriwayatkan qira-ah dari kelompok ketiga, seperti Ibnu 'Iyasy, Hafs dan Khalaf. Kami akan menyebutkan beberapa orang yang terkenal di antara mereka dalam pembahasan yang akan datang. Kelompok kelima adalah para pengkaji dan penyusun ilmu qira-ah. Mereka itu adalah Abu 'Ubaid al-Qasim bin Salam, yang dikatakan sebagai orang yang pertama kali menyusun buku ten�tang yira-ah,16) Ahmad bin Jubair al-Kufi dan Ismail bin Ishak al�Maliki, dua orang murid Qalun, Abu Ja'far bin Jarir ath-Thabari dan Mujahid. Sesudah mereka ini, medan pembahasan dan peng�kajian ilmiah tentang ilmu qira-ah bertambah luas sehingga orang�orang seperti ad-Dani dan asy-Syatibi17) menulis risalah dalam bentuk puisi maupun prosa.










14). Al-Itqan, I, 74.

15). Kelompok yang disebutkan dalam bab ini adalah kelompok yang disebutkan as�Suyuthi dalam al-Itqan. Untuk mengetahui riwayat hidup mereka secara terinci, baca buku-buku yang membahas tentang tokoh-tokoh periwayatan hadis.

16). Al-Itqan, I, h. 75.

17). Abu Amr Usman bin Said ad-I)ani dari Andalusia adalah seorang ahli qira-ah yang sangat terkenal dan mempunyai banyak karangan. Meninggal pada 444 H. Asy-Syatibi adalah seorang ahli qira-ah dan penghapal Al-Quran yang terkenal. Menulis buku menge�nai qira-ah yang diberi judul Qashidah Syatibiyah, terdiri atas 1120 bait puisi. Menirtggal di Kairo pada 590 H.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar