Rabu, 22 Juni 2011

RAHASIA WAHYU

Firman



Pandangan di atas menyatakan bahwa pikiran-pikiran suci Nabi Muhammad s.a.w. adalah firman Allah. Hal ini berarti bahwa gagasan-gagasan itu adalah tidak seperti gagasan-gagasan lain Nabi sendiri. Al-Quran dengan tegas mengatakan gagasan-gagasan dan ayat-ayat ini bukanlah kata-kata Nabi, dan bukan pula gagasan�gagasan dan kata-kata manusia lainnya, tapi firman Allah. Allah berfirman:







"Atau mereka itu mengatakan: 'Muhammad membuat-buat Al�Quran.' Katakanlah: 'Datangkanlah sebuah surat yang menyamai Al-Quran dan panggillah orang-orang yang dapat kau panggil (untuk membantumu), jika kamu orang-orang yang benar. � (QS 10:38)







"Atau mereka mengatakan: 'Muhammad membuat-buat Al�Quran.' Katakanlah: 'Datangkanlah sepuluh surat yang menyamai Al-Quran, dan panggillah yang dapat kamu panggil, selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. "' (QS 11:13)







"Katakanlah: 'Jika manusia dan jin berkumpul untuk men�datangkan sesuatu yang menyamai Al-Quran ini, maka mereka tidak akan mampu mendatangkan apa yang menyamai Al-Quran, meskipun sebagian mereka membantu sebagian yang lain. "' (QS 17:88)







"Jika kamu meragukan apa yang telah Kami turunkan kepada hamba Kami, maka datangkanlah' satu surat yang menyamainya dan panggillah pembantu-pembantumu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar." (QS 2:23)







"Tidakkah mereka merenungkan Al-Quran? Seandainya ia itu dari sisi selain Allah, tentu mereka akun menemukan banyak pertentangan di dalamnya. " (QS 4:82)



QS 4:82 ini menunjukkan tidak adanya perubahan selama dua puluh tiga tahun pada gaya ungkapan, istilah dan maknanya. Jika Al-Quran ini adalah kata-kata manusia, tentu ia akan mengalami perubahan. Jelaslah bahwa Al-Quran adalah firman Allah SWT. Di samping itu, dalam beratus-ratus ayat; Al-Quran menyebutkan mukjizat-mukjizat, atau hal-hal yang menyalahi kebiasaan alam, yang ditunjukkan oleh para Nabi. Dengan mukjizat-mukjizat itu mereka membuktikan kenabian mereka. Seandainya kenabian itu merupakan panggilan suara hati, dan wahyu merupakan gagasan�gagasan suci manusia - sebagaimana dikatakan oleh pandangan di atas - niscaya Al-Quran tidak perlu menunjukkan bukti kenabian para Nabi dengan memaparkan kisah-kisah tentang mukjizat�mukjizat dan kekeramatan.

Sebagian penulis menerangkan mukjizat-mukjizat nyata ini sebagai suatu permainan. Namun bila pembaca menelaah keterang�an-keterangan mereka, maka akan tahu bahwa ayat-ayat Al-Quran tidak sesuai dengan pernyataan-pernyataan mereka.

Dalam pembahasan ini, kami tidak bermaksud membuktikan kemungkinan terjadinya mukjizat dan tindak-tindak adialami, atau membuktikan kebenaran kisah-kisah Al-Quran. Tetapi kami ber�maksud menyatakan bahwa Al-Quran menegaskan bahwa para Nabi, seperti Saleh, Ibrahim, Musa dan Isa, mempunyai mukjizat�mukjizat tertentu. Dan kisah-kisah tentang hal-hal ini menunjuk�kan hanya hal-hal adilami. Padahal, untuk bukti seruan suara hati tidak dibutuhkan mukjizat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar