Rabu, 22 Juni 2011

RAHASIA WAHYU

Seruan Hati Nurani



Menurut pandangan yang disebutkan di atas, kenabian dan kerasulan merupakan seruan hati nurani untuk mengadakan pem�baruan sosial yang menyeluruh, dan untuk menghilangkan kejahat�an-kejahatan sosial dan menggantinya dengan hal-hal yang dapat menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat. Tetapi Al�Quran justru berbeda dengan pandangan ini. Allah berfirman:






"Demi jiwa dan Penyempurnanya. Kemudian Allah mengilhamkan kepada jawa itu untuk mengetahui yang benar dan salah baginya." (QS 91:7-8)



Ini berarti bahwa setiap manusia mengetahui yang baik dan buruk melalui hati nurani dan fitrahnya, sehingga ia tahu baik buruknya perbuatan-perbuatannya. Ada sebagian orang yang mem�perhatikan seruan hati nurani ini sehingga mereka berbahagia, dan ada sebagian orang yang tidak memperhatikannya sehingga mereka celaka, sebagaimana difirmankan Allah:







"Sungguh beruntung orang yang menyucikannya, dan sungguh 'merugi orang yang mengotorinya." (QS 91:9-10)



Jika kenabian dan kerasulan merupakan hasil dari seruan hati nurani, maka semua orang akan mengemban kenabian dan kerasul�an. Padahal telah diketahui bahwa Allah mengkhususkan kenabian dan kerasulan itu kepada sebagian hamba-Nya saja. Allah ber�firman:







"Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka ber�kata: 'Kami tidak akan beriman sampai diberikan kepada kami apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah.' Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan." (QS 6: 124)



Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa orang-orang kafir mau beriman bila terjadi pemerataan kerasulan, sehingga mereka mengemban kerasulan tersebut. Maka Allah menolak mereka dengan menyatakan bahwa kerasulan itu hanyalah bagi suatu kelompok terpilih.





Khurafat



Telah berulangkali kami katakan bahwa dalam pembahasan ringkas ini kami tidak sedang berusaha menetapkan bahwa agama Islam itu haq dan bahwa pengakuan Rasulullah s.a.w. itu benar.

Tetapi maksud kami di sini ialah memaparkan bahwa pandangan mereka tentang wahyu, kenabian dan kerasulan, sebagaimana telah mereka kemukakan, adalah salah, tidak sesuai dengan Al-Quran.

Adapun pandangan kedua, ia berusaha mengemukakan bahwa pokok-pokok akidah yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w. merupakan sekumpulan kepercayaan khurafat yang dikemukakan dalam bentuk agama samawi kepada orang-orang saat itu yang masih bodoh dan tak berkebudayaan. Hal ini dimaksudkan untuk membuat mereka mematuhi aturan-aturan agama karena takut kepada Allah Yang akan menghukum setiap yang tidak mematuhi aturan-aturan ini, takut akan siksaan di Hari Kebangkitan, meng�harapkan pahala di akhirat sebagaimana dijanjikan kepada orang�orang yang taat.

Riwayat hidup Nabi yang lain sangat kurang jelas, sedangkan riwayat hidup Rasulullah s.a.w. dan Ahlul Baitnya sangat jelas. Siapa pun merujuk dengan cermat kepada kehidupan Nabi s.a.w., maka ia akan yakin bahwa Nabi sangat meyakini missinya. Se�andainya akidah Islam itu merupakan khurafat - seperti yang mereka sangka - maka sia-sialah banyak hujah yang diajukan Al�Quran tentang akidah itu. Dan sia-sia pulalah hujah-hujah yang dikemukakan untuk mengukuhkan keberadaan Yang Maha Pencipta, tauhid, semua sifat Tuhan dan seluruh kepercayaan lain tentang kenabian, dan kebangkitan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar